Memahami Perbedaannya: Makro Global vs Kontrak Berjangka Terkelola

post-thumb

Memahami Perbedaan Antara Makro Global dan Kontrak Berjangka Terkelola

Global Macro dan Managed Futures adalah dua strategi investasi yang sangat populer di kalangan investor yang mencari diversifikasi dan potensi alpha. Meskipun keduanya termasuk dalam kategori investasi alternatif, penting untuk memahami perbedaan antara kedua pendekatan ini untuk memaksimalkan manfaatnya.

Makro Global berfokus pada pengambilan posisi di berbagai kelas aset berdasarkan analisis dan prakiraan ekonomi makro. Strategi ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari tren ekonomi yang luas, seperti pergerakan suku bunga, inflasi, fluktuasi mata uang, dan peristiwa geopolitik. Manajer Makro Global sering kali menggunakan pendekatan top-down, di mana mereka menganalisis indikator ekonomi global dan menentukan alokasi aset yang sesuai berdasarkan pandangan mereka.

Daftar isi

Di sisi lain, Managed Futures melibatkan perdagangan kontrak berjangka likuid di berbagai kelas aset, termasuk komoditas, mata uang, suku bunga, dan indeks ekuitas. Tidak seperti Global Macro, manajer Managed Futures biasanya menggunakan pendekatan kuantitatif, mengandalkan model dan algoritme matematis untuk mengidentifikasi peluang trading. Strategi ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga jangka pendek dan strategi mengikuti tren, dengan memanfaatkan momentum pasar.

Meskipun kedua strategi ini bertujuan untuk menghasilkan imbal hasil positif, keduanya berbeda dalam hal profil risiko dan jangka waktu. Strategi Makro Global cenderung memiliki fokus jangka panjang, dengan posisi yang dipegang selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Di sisi lain, strategi Managed Futures umumnya bersifat jangka pendek, dengan posisi yang dipegang selama beberapa hari atau minggu. Perbedaan ini memengaruhi pertukaran risiko-hasil, karena strategi Makro Global dapat terpapar risiko pasar yang lebih signifikan dan periode penarikan yang lebih lama, sementara strategi Berjangka Terkelola dapat memberikan peluang perdagangan yang lebih sering dan potensi penarikan yang lebih pendek.

Ringkasnya, Global Macro dan Managed Futures adalah pendekatan yang berbeda untuk investasi alternatif. Global Macro berfokus pada analisis ekonomi makro dan alokasi aset berdasarkan tren jangka panjang, sedangkan Managed Futures menggunakan model kuantitatif untuk mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga jangka pendek. Memahami perbedaan antara kedua strategi ini sangat penting bagi investor yang ingin meningkatkan keuntungan dan mengoptimalkan portofolio investasi mereka.

Menjelajahi Strategi Makro Global

Strategi makro global melibatkan investasi di berbagai kelas aset, seperti saham, obligasi, mata uang, dan komoditas, dengan tujuan memanfaatkan tren dan peristiwa makroekonomi. Strategi ini berfokus pada pemahaman dan prediksi faktor ekonomi yang luas, seperti suku bunga, inflasi, dan peristiwa geopolitik, yang dapat memengaruhi kinerja pasar yang berbeda.

Manajer makro global sering kali menggabungkan analisis top-down dan bottom-up untuk mengidentifikasi peluang investasi. Mereka menganalisis data ekonomi makro, seperti pertumbuhan PDB, tingkat pengangguran, dan neraca perdagangan, untuk memahami lingkungan ekonomi secara keseluruhan. Selain itu, mereka melakukan riset mendetail mengenai sektor, perusahaan, dan negara tertentu untuk menemukan aset yang dinilai terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Ada beberapa strategi makro global yang umum digunakan oleh para manajer:

Makro Terarah: Strategi ini melibatkan pengambilan posisi long atau short di kelas aset yang berbeda berdasarkan pandangan manajer tentang arah pasar secara keseluruhan. Contohnya, jika manajer meyakini bahwa ekonomi global sedang memasuki resesi, mereka dapat mengambil posisi short pada saham dan long pada obligasi.

  • Nilai Relatif: **Strategi ini berfokus pada identifikasi aset yang harganya salah relatif satu sama lain. Manajer mencari peluang di mana satu aset diharapkan dapat mengungguli aset lainnya dalam skenario ekonomi atau pasar tertentu. Contohnya, jika manajer meyakini bahwa dolar AS akan terdepresiasi relatif terhadap euro, mereka dapat mengambil posisi long pada saham Eropa dan posisi short pada saham AS.**Event-Driven: **Strategi ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari peristiwa tertentu, seperti merger dan akuisisi, krisis keuangan, atau pemilihan umum. Manajer menganalisis dampak potensial dari peristiwa-peristiwa ini pada pasar yang berbeda dan mengambil posisi yang sesuai. Misalnya, jika manajer mengharapkan merger antara dua perusahaan, mereka dapat mengambil posisi long pada saham perusahaan yang mengakuisisi dan posisi short pada saham perusahaan target.Diskresioner vs Sistematis: Strategi makro global dapat diimplementasikan dengan menggunakan pendekatan diskresioner atau sistematis. Manajer diskresioner mengandalkan penilaian dan pengalaman mereka untuk membuat keputusan investasi, sementara manajer sistematis menggunakan algoritme komputer dan model kuantitatif. Setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan.

Secara keseluruhan, strategi makro global menawarkan potensi diversifikasi dan kemampuan untuk mengambil untung dari tren ekonomi positif dan negatif kepada investor. Namun, strategi ini juga memiliki risiko, seperti ketidakstabilan politik, perubahan kebijakan pemerintah, dan peristiwa ekonomi yang tidak terduga. Penting bagi investor untuk mempertimbangkan dengan cermat toleransi risiko dan tujuan investasi mereka sebelum mengalokasikan modal ke strategi makro global.

Baca Juga: Cara menggunakan EMA 20 hari secara efektif dalam trading

Menelaah Pendekatan Managed Futures

**Apa itu Kontrak Berjangka Terkelola?

Managed futures mengacu pada strategi investasi yang melibatkan perdagangan kontrak berjangka di berbagai kelas aset. Tujuannya adalah untuk menghasilkan imbal hasil positif dengan mengidentifikasi tren dan mengambil keuntungan dari pergerakan harga dalam kontrak-kontrak ini. Manajer berjangka terkelola biasanya menggunakan pendekatan sistematis, mengandalkan model kuantitatif dan algoritme untuk membuat keputusan investasi.

1. Mengikuti tren:

Pendekatan mengikuti tren dalam kontrak berjangka terkelola melibatkan identifikasi dan mengikuti tren di pasar. Pengikut tren mencari tren pasar yang memiliki potensi untuk terus berlanjut ke arah yang sama dan bertujuan untuk memanfaatkan tren ini dengan mengambil posisi buy atau sell dalam kontrak berjangka.

Pengikut tren menggunakan teknik analisis teknikal untuk mengidentifikasi indikator tren seperti moving average, breakout, dan indikator momentum. Mereka mengambil posisi berdasarkan indikator-indikator ini dengan harapan bahwa tren akan terus berlanjut, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga.

2. Pembalikan Rata-Rata (Mean Reversion):

Mean reversion adalah pendekatan lain yang digunakan dalam kontrak berjangka terkelola di mana manajer mengeksploitasi kecenderungan harga untuk kembali ke nilai rata-rata atau nilai rata-rata dari waktu ke waktu. Strategi mean reversion bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi overbought atau oversold di pasar dan mengambil posisi yang berlawanan dengan tren yang berlaku dengan harapan harga akan kembali ke nilai rata-ratanya.

Manajer mean reversion menggunakan analisis statistik dan model matematika untuk mengidentifikasi penyimpangan dari rata-rata dan menentukan kapan harus masuk atau keluar dari posisi. Mereka percaya bahwa harga cenderung berosilasi di sekitar nilai rata-ratanya, memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan ketika harga menyimpang secara signifikan dari rata-ratanya.

Baca Juga: Kinerja Pasar Saham Jerman: Pembaruan dan Analisis

3. Perdagangan Diskresioner:

Tidak seperti mengikuti tren dan pengembalian rata-rata, perdagangan diskresioner dalam perdagangan berjangka terkelola melibatkan penilaian dan kebijaksanaan manusia dalam membuat keputusan investasi. Pedagang diskresioner menggunakan pengalaman, keahlian, dan pengetahuan pasar mereka untuk mengidentifikasi peluang perdagangan dan membuat keputusan investasi.

Pedagang diskresioner mengandalkan analisis fundamental dan teknis, serta faktor kualitatif, untuk mengevaluasi kondisi pasar dan membuat keputusan. Mereka dapat menggabungkan berbagai strategi, termasuk mengikuti tren, pengembalian rata-rata, dan pendekatan lain, tergantung pada analisis dan penilaian mereka terhadap pasar.

Secara keseluruhan, pendekatan managed futures dapat bervariasi tergantung pada strategi dan gaya manajer investasi. Sementara beberapa manajer fokus pada trend following atau mean reversion, yang lain mungkin menggunakan teknik perdagangan diskresioner. Pendekatan-pendekatan ini dapat memberikan profil risiko-pengembalian yang berbeda dan dapat disesuaikan dengan tujuan investasi dan toleransi risiko yang berbeda.

PERTANYAAN UMUM:

Apa perbedaan antara makro global dan futures terkelola?

Perbedaan utama antara reksa dana makro global dan reksa dana berjangka terkelola adalah strategi yang mereka gunakan untuk mengambil keputusan investasi. Reksa dana makro global berfokus pada analisis variabel dan peristiwa ekonomi makro untuk mengidentifikasi peluang investasi di berbagai kelas aset. Reksa dana berjangka terkelola, di sisi lain, menggunakan strategi perdagangan sistematis untuk mengambil posisi dalam kontrak berjangka di berbagai kelas aset.

Mengapa reksa dana makro global berfokus pada variabel makroekonomi?

Reksa dana makro global berfokus pada variabel makroekonomi karena mereka percaya bahwa perubahan dalam variabel ini memiliki dampak yang signifikan terhadap harga berbagai aset. Dengan menganalisis dan meramalkan tren ekonomi makro, reksa dana makro global bertujuan untuk mengidentifikasi peluang investasi dan mendapatkan keuntungan darinya.

Apa saja keuntungan berinvestasi di reksa dana berjangka terkelola?

Ada beberapa keuntungan berinvestasi di reksa dana berjangka. Pertama, reksa dana berjangka memberikan manfaat diversifikasi karena memiliki korelasi rendah dengan kelas aset tradisional. Kedua, reksa dana berjangka menawarkan potensi imbal hasil yang positif baik dalam kondisi pasar bullish maupun bearish. Terakhir, reksa dana berjangka dikelola secara profesional oleh trader berpengalaman yang memiliki keahlian dalam menerapkan strategi trading yang sistematis.

Bagaimana cara reksa dana berjangka menghasilkan imbal hasil?

Reksa dana berjangka terkelola menghasilkan imbal hasil dengan mengambil posisi long dan short dalam kontrak berjangka. Reksa dana ini menggunakan strategi trading sistematis yang didasarkan pada analisis teknikal, mengikuti tren, atau model kuantitatif lainnya. Dengan memanfaatkan tren harga, reksa dana berjangka bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan dan penurunan pasar.

Lihat juga:

Anda Mungkin Juga Menyukainya